KIAT BIAR GA GROGI SAAT PIDATO/PRESENTASI

-
KIAT BIAR GA GROGI SAAT PIDATO/PRESENTASI


Ketika seseorang yang belum terbiasa tampil di depan khalayak, kegalauan pertama yang menghantui adalah gemetar/grogi saat tampil. Grogi, galau, ga pede, akan berpotensi mengganggu konsentrasi, yang mengakibatkan konsentrasi mudah buyar dan akhirnya tampilan kita di depan umum, tidak sesuai dengan rencana dan materi yang telah disiapkan.

Berikut ini beberapa kiat yang bisa dicoba agar kegrogian mudah sirna saat kita berbicara di depan umum:
  1. Yang paling utama adalah bacalah doa terlebih dahulu. Bismillah. Insya Alloh akan melancarkan lisan kita. 
  2. Ketika setelah mengucapkan salam, jantung masih berkejaran detaknya, ambillah nafas dalam-dalam beberapa saat hingga laju jantung melambat. Jangan masuk ke materi, ketika jantung kita masih di area pacuan kuda. (kiasan lahhh)
  3. Arahkan pandangan merata ke seluruh hadirin sambil tersenyum, sambil yakinkan diri bahwa saya bisa dan hadirin belum tentu semua bisa. (menghipnotis diri sendiri)
  4. Microfon jangan terlalu dekat ke mulut, apalagi jika detak jantung belum bisa dikendalikan. Getaran suara akan terdengar berbeda ketika kita masih gemetar.
  5. Bawalah catatan kecil sebagai mind map yang akan sampaikan. Sehingga ketika lupa, kita akan mudah kembali ke relnya.
  6. Jangan terburu-buru dalam menyampaikan isi pidato/presentasi. Usahakan ada jeda dalam penyampaian, sehingga kita bisa memagemen jantung dengan lebih baik lagi.
  7. Pidato/presentasi disampaikan dengan bahasa dan gaya yang santun, agar perhatian audiens tertuju pada kita karena perhatian audiens akan menambah pede kita.

Demikian beberapa kiat yang bisa dicoba ketika kita grogi tampil di depan umum.
Semoga bermanfaat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Punya TV Ga Wajib Lo...

-
Gambar
Aneh kayaknya jaman gini ndak ada TV di rumah. Padahal TV kan bukan kebutuhan tersier lagi. Flashback Dari awal nikah, aku sama suami memang sudah komitmen ndak beli TV. Tetangga kanan kiri suka kasih bujukan, "Belilah TV buat hiburan. Kayak orang kismin aja, TV aja ndak punya".  ðŸ˜‚😂 Pertamanya, berat memang ndak ada TV tu. Terasa bener-bener sepi, sunyi, senyap, boring akut. Sebenarnya, suamiku yang super duper baik itu juga rajin beliin buku, mungkin aku disangka rajin baca buku kali ya. 😂. Jadi nambah koleksi buku, termasuk buku-buku tentang kehamilan. Yups, untunglah, aku cepet hamil, dan dikarunia baby-baby yang imut dan nggemesin dan itu udah lebih dari sekedar hiburan, malah lebih keren menyaksikan tumbuh kembang baby-babyku daripada nonton TV.
Baca selengkapnya

Mengenang jaman ABG

-
Mengenang jaman ABG ABG-Anak Baru Gede, sejatinya lag seneng-senengnya nyari sesuatu yang beda, yang ekstrim, yang bisa menjadikan something itu ciri spesialnya. You know, kalo rerata ABG ntu rada-rada bandel, susah diatur, maunya sakarepe dewek. Biasa bro itu...Jangan galau jadi ortu liat ABG mu bermetamorfosis jadi "aneh". Ya mereka ingin eksistensi mereka diakui dunia. Tak ada pengekangan, tak ada tebeng nama. Free... Itu yang mereka harapkan. But, mereka juga mulai menampakkan sindrom fotokopi pada sesuatu yang mereka anggep emejing.. Ojo kaget, kalo elu liat ABG yang menurutmu norak, tapi itu bukan norak, justru itulah "keren" versi mereka. Celana baik-baik, malah dirobek, biar lutut ketara. Rambut udah rapi, eh, dibikin aneh model nanas alias njabrik. Baju putih bersih, malah diwarna-warna pake warna pelangi. Belum lagi kalo mereka punya sepeda, ato sepeda motor. Dimodif jadi sedemikian rupa sehingga kita hanya bisa ngelus dodo. Emang aneh ya kerennya... 😀...
Baca selengkapnya

Melihat Pelaksanaan Full Day School

-
Melihat Pelaksanaan Full Day School Penerapan  Full Day School  (FDS) sudah dimulai sejak awal semester 2  tahun pelajaran 2016/2017, t erutama bagi sekolah menengah pertama dan atas. Semester 2 sudah berjalan beberapa bulan,  FDS still ongoing . Dari awal wacana FDS dihembuskan oleh Menteri Pendidikan, FDS sudah menjadi bahan pembicaraan. Banyak pro kontra, namun FDS tetap dilaksanakan. Jika yang menjadi indikator keberhasilan FDS adalah sekolah swasta, maka sekolah swasta memang sudah terbukti mampu melaksanakan FDS. Mereka sudah menerapkan FDS jauh hari sebelum FDS diresmikan untuk sekolah negeri. Tentu saja sekolah swasta berbeda dengan sekolah negeri.
Baca selengkapnya