Poligami itu...

Poligami itu......

Hmmm....
Gatel ni tanganku pengin nulis ...
Bagi Hawa, poligami itu terdengar horor dan angker. Baru ge ngedenger kata 'itu', udah langsung merah padam muka, jantung berdetak kencang, tangan mengepal, gigi pun bergemeretak sampai terdengar di ujung lorong jembatan Ancol. Segitu hororkah kata itu buat Hawa hingga pengin kasih lakban siapapun yang ngucapin kata 'itu'???



Eh... Tapi itu horor buat Hawa, tak berlaku buat Adam Lo. Justru kata 'itu' adalah kata 'magic',  penyemangat bagi sebagian mereka. Mereka berlomba mencapai derajat kata 'itu'. Semakin banyak, semakin tinggilah level mereka.

Ho ho ho....
Jadi semacam ada kontradiksi antara Adam dan Hawa ya Saudara-saudara...

Bai de we, ane cuma pengin nulis sesuai kapasitasku sebagai 'wong wadon', bukan sebagai ustadz/ustadzah karena ilmuku belum lah sampai tangga eksklusif tersebut.

I know, poligami isn't haram. Kalo hukum asalnya ga haram, kenapa kita mesti takut?? Rosul ga melarang, malah kasih contoh. Ummul mukminin pun kasih contoh bagaimana bergaul dengan para 'madu'. Jadi apa yang kita takuti coba?? Jeles? Of course, ntu sifat Hawa. Dan sifat itu wajib dimiliki Hawa untuk Adam, dan sebaliknya.
Jadi menurut ane, kalau Hawa udah langsung say No buat poligami, kupikir perlu dipikir ulang.

(Waaaahhhh.... Ane dicegat emak-emak ni di prapatan .. huahuaaa)...
(Adam-adam bersorak tah, ... Wahyu aja no problem katanya).

Ane belum kelar nulisnya yee.
Sruput dulu lah teh nya, udah dingin tu....

Ane lanjutin ya...
Walaupun ane bukan penolak poligami, ane mo ngingetin juga ni...
Esensi dari poligami itu berbagi. Kalau berbagi itu harus ngikutin aturan. Pembagian dalam matematika aja ada rumusnya, ngitungnya 'njlimet', kudu teliti. Apalagi ini pembagian segala-galanya. Harta, perhatian, cinta, kasih sayang, warisan, dan lain-lain yang ane ga sanggup nyebutin satu-satu. Hanya yang bener-bener ahli aja yang sanggup membagi sesuai aturan. Ini benar-benar bueratt ya Adam-adam sekalian. Sekali lagi, berat sekali. Bahkan ustadz-ustadz sangat "wanti-wanti" supaya hati-hati dengan perkara ini. Ane ingetin lah, kalau ilmu pembagian ga mumpuni, jangan sok gegayaan lah hayang ngikutin tren poligami itu. Ujung-ujungnya, bisa stroke, jantungan, loba hutang, dan kalo boleh kupinjem istilah anak abegeh:---"Kelar hidup Lo"--
(Kaboorrr)....

Jadiiii....
Ane kurang setuju aja kl Hawa langsung bilang No untuk poligami, karena ada hukum yang tidak melarangnya.
Tapi ane juga tidak setuju kalau Adam memanfaatkan bolehnya poligami untuk semena-mena nyari yang kedua, ketiga, dst. Ga usah jaim mengakui kalo emang tak sanggup dan tak mahir ilmu sharing. Itu berbahaya, yang akan berending "alih-alih pahala yang didapat, justru penyakit yang mendekat"

Ingetlah... Umur kita kian nambah. Berarti makin dekat kita dengan pergantian alam. (Alam dunia pindah alam barzah)
Buat Hawa, perkuat akidahmu, kalo suatu waktu sang Imam menguasai ilmu pembagian, kau akan ikhlas, semoga ini bisa jadi penghantar ke surgaNya.
Buat Adam, jadilah imam yang keren dan bersinar. Keren dan bersinar itu tidak akan mudah tunduk hanya oleh cantiknya seorang Dian Sastro, hanya karena melimpahnya harta selevel Bos Facebook. Keren dan bersinar itu,  ketika mampu menjadi imam yang makmumnya tunduk patuh di jalanNya. Siapa yang mampu membimbing makmum ke jalan bersinar, jika sang Imam sendiri tak keren dan tak bersinar???

Akhirnya, teriring doa, semoga kita selalu diberi kejernihan berpikir agar selalu bisa merasakan nikmatNya.  Aamiin .

Poligami?? No problem
Poliandri??? Hajaaaarrrr...

Lanjut nanti yaaa nulisnya... Jalannya meliuk-liuk ni... Pusing kepala ane. ,😀😀

(Ditulis dlm perjalanan Wanayasa-Pasar Rebo)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Punya TV Ga Wajib Lo...

Mengenang jaman ABG

Melihat Pelaksanaan Full Day School